LONG TERM MEMORY
(MENGINGAT DAN
LUPA)
Tugas
Disusun Untuk Mata Kuliah Teori dan Psikologi Belajar
Dosen
Pengampu: Yulia Ayriza, Ph.D.
Disusun
Oleh :
MUSMALYADI
14712259018
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN DASAR
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2014/ 2015
1
|
MENGINGAT
DAN LUPA
Mengambil
informasi dari memori jangka panjang kadang-kadang mudah dan otomatis, dilain
kali lambat dan sulit, dan pada saat lain hampir tidak mungkin kita bisa
mengambilnya. Kita cenderung untuk mengingat informasi sering terjadi tanpa
upaya sadar atau secara otomatis, misalnya kita mudah mengingat nama-nama teman
dekat kita tetapi kita malah mengalami kesulitan ketika mengingat kata-kata
yang jarang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa kasus, kita mungkin merasa
bahwa seperti kata-kata di ujung lidah, namun masih tidak bisa mengingat (Omrod,
2012:266).
A.
Aktifitas
Mengingat (Retrieval)
Kadang-kadang ingatan tertentu tampaknya
muncul ke permukaan dengan sendiri yaitu, mengambilnya tanpa sengaja tanpa
mencoba melakukannya. Seringkali, tetapi, pengambilan adalah sadar, proses
panjang, kita ingin mengambil informasi tertentu yang relevan dengan keadaan
kita sekarang dan sengaja "mencari" untuk itu (Berntsen, 2010;
Davachi & Dobbins, 2008). Kita mungkin berpikir pengambilan memori jangka
panjang sama halnya dengan mencari sesuatu di ruang besar, kamar gelap dengan
hanya menggunakan senter kecil (Lindsay & Norman, 1977). Pengambilan dari
memori jangka panjang mungkin proses mencari di lokasi kecil dalam memori,
hanya satu lokasi pada suatu waktu. Informasi yang telah disimpan logis (yakni,
terkait dengan ide yang sama) mungkin akan ditemukan dengan cepat. Informasi
yang disimpan sembarangan, dengan cara belajar hafalan, akan muncul hanya
setelah banyak mencari. Pengambilan informasi juga lebih mudah ketika peserta
didik terlibat dalam proses berpikir yang mirip dengan yang mereka sebelumnya gunakan
saat menyimpan informasi fenomena yang dikenal sebagai spesifisitas pengkodean (Hanna
& Remington, 1996; Tulving, 1983; Tulving & Thomson, 1973; Zeelenberg,
2005).
Secara umum, pengambilan lebih mudah
untuk hal-hal yang kita tahu dengan baik karena sudah banyak berlatih dan
menggunakan atau sering dan khususnya untuk hal-hal yang kita telah pelajari. Selain
itu, pengambilan biasanya lebih mudah ketika kita sedang santai daripada cemas
ketika mengambil informasi, Kecemasan akan merugikan yang mempengaruhi
pengambilan.
1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemanggilan/mengingat
Menurut
Jeanne Ellis Ormrod (2008:303) setidaknya ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi dalam mengingat yaitu:
a. Keterkaitan
ganda dengan pengetahuan yang telah ada
Kita
lebih mungkin memanggil informasi bila kita mempunyai banyak kemungkinan jalur
ke informasi itu, dengan kata lain, bila kita mengasosiasikan informasi dengan
banyak hal lain dalam basis pengetahuan yang kita memiliki.
b. Latihan
yang sering
Pengulangan
dalam jangka panjang, mengkaji dan menggunakan informasi dan keterampilan dalam
interval tertentu selama beberapa pekan, bulan atau tahun
c. Petunjuk
pemanggilan/ isyarat pemanggilan (retrieval cue)
Mengingat jelas lebih mudah ketika memiliki ide yang
bagus untuk "melihat" dalam memori-jangka panjang yaitu ketika
mengetahui bagian mana dari memori jangka panjang yang akan diaktifkan dengan
menggunakan petunjuk untuk mencari sepotong informasi dalam memori jangka
panjang.
Ada beberapa jenis isyarat
mengingat/pengambilan
1)
Isyarat identitas yaitu identik dengan
informasi yang akan di ambil/ diingat misalnya,
tes pilihan ganda
2)
Isyarat asosiasi yaitu ingatan diarahkan
ke bagian yang relevan dari memori jangka panjang.
3)
Struktur organisasi atau kerangka yang
akan memandu secara sistematis mencari memori jangka panjang
4)
Lingkungan fisik di mana sesuatu yang
telah dipelajari juga memfasilitasi pengambilan. Artinya, ia berfungsi sebagai
isyarat kontekstual.
Kelemahan dari isyarat mengingat adalah bahwa mereka
kadang-kadang menetapkan batas-batas pada bidang memori jangka panjang.
B.
Konstruksi
Dalam Mengingat
Pengambilan
memori jangka
panjang, sama seperti penyimpanan memori jangka panjang, mungkin melibatkan proses-proses konstruktif. Orang sering mengambil hanya sebagian dari informasi yang telah disimpan sebelumnya dan kemudian mengisi kesalahan berdasarkan apa yang logis atau konsisten dengan
pengetahuan yang ada dan keyakinan tentang diri mereka sendiri atau tentang dunia pada
umumnya.
Meskipun proses konstruktif
mungkin bertanggung jawab untuk banyak
kesalahan dalam apa yang kita ingat, konstruksi biasanya memfasilitasi pengambilan memori jangka panjang. Ketika ingatan kita tentang suatu peristiwa tidak lengkap, kita dapat mengisi rincian berdasarkan apa yang masuk akal.
1.
Kekuatan kesan
dan Pengaruh Informasi Selanjutnya
Kadang-kadang ingatan manusia tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan mereka
sebelumnya tetapi juga oleh informasi
yang disajikan beberapa saat setelah mereka pelajari apa pun yang mereka ambil. Secara umum, ini adalah hal yang baik: Orang harus terus-menerus memperbarui pengetahuan dan
pemahaman mereka sebagai informasi
baru masuk.
2. Membangun Sepenuhnya Baru
"Kenangan
Pengambilan Konstruktif memungkinkan orang untuk menghasilkan informasi di luar apa yang mereka simpan secara khusus.
Konstruksi seperti membutuhkan waktu kadang baru "kenangan"
memiliki sedikit atau tanpa dasar fakta.
3. Mengingat kenangan sebelumnya
4. Pemantauan diri selama mengingat
Aspek regulasi diri yang dikenal sebagai self-monitoring, di mana orang mengamati dan menilai perilaku
mereka sendiri. Tampaknya bahwa orang-orang juga mungkin
terlibat dalam self-monitoring yang
lebih bersifat kognitif ketika
mereka mengambil informasi dari memori
jangka panjang. faktanya, mereka merefleksikan
kenangan mereka dalam upaya untuk menentukan apakah mereka sedang mengingat sesuatu secara
akurat atau tidak akurat
5. Perhatian
Penting dalam penyelidikan ingatan
manusia
Kadang-kadang memori manusia cukup
akurat. Tapi di
lain waktu ingatan seseorang
dapat serius membelok atau bahkan benar-benar palsu. Dan rasa seseorang dari
keyakinan tentang memori tidak selalu merupakan indikasi yang baik dari
seberapa akurat memori sebenarnya
C.
Lupa
(Forgetting)
Salah
satu pelopor psikologis Hermann
Ebbinghaus (1850-1909) adalah orang pertama yang melakukan penelitian ilmiah
tentang lupa. Ia membuat dan mengingat daftar berisi 13 kata yang tidak
bermakna dan mengukur seberapa banyak yang bisa ia ingat seiring berjalannya
waktu. Bahkan setelah satu jam sesudahnya, Ebbinghaus hanya bisa mengingat beberapa
dari kata yang tidak bermakna yang telah dia ingat.
Grafik Lupa Ebbinghaus
Gambar
Ini Mengilustrasikan Kesimpulan Bahwa Kebanyakan Proses Lupa Terjadi Segera
Setelah Kita Mempelajarai Sesuatu
Selanjutnya banyak ahli teori psikologi kognitif, berpikir bahwa sekali informasi disimpan dalam memori jangka panjang, tetap ada secara
permanen dalam beberapa bentuk (EF
Loftus & Loftus,1980). Beberapa bukti menunjukkan
bahwa informasi memang dapat
tetap berada dalam memori jangka panjang untuk waktu yang sangat lama (HP Bahrick, 1984;
DB Mitchell, 2006;
Semb & Ellis,
1994). Menurut Muhibbin Syah (2012.170)
Lupa ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa apa
yang sebelumnya telah kita pelajari.
1.
Teori-teori
tentang lupa
Para teoris telah menawarkan beberapa
penjelasan tentang mengapa kita
banyak lupa dari apa yang telah kita pelajari.
a.
Decay
Psikolog Semakin mempercayai bahwa informasi secara bertahap dapat memudar, atau membusuk, dan akhirnya menghilang dari memori sama sekali. Decay tampaknya sangat umum ketika informasi digunakan jarang atau tidak sama sekali (Altmann & Gray, 2002; Byrnes, 2001; EF Loftus & Loftus, 1980; Schacter, 1999). Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.
Psikolog Semakin mempercayai bahwa informasi secara bertahap dapat memudar, atau membusuk, dan akhirnya menghilang dari memori sama sekali. Decay tampaknya sangat umum ketika informasi digunakan jarang atau tidak sama sekali (Altmann & Gray, 2002; Byrnes, 2001; EF Loftus & Loftus, 1980; Schacter, 1999). Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.
b.
Interferensi dan Penghambatan
Teori ini menitik beratkan pada isi
interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam
memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan),
akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama
lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat
yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima
menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka
terjadilah interferensi retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang
kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka
terjadi proses interferensi proaktif. interferensi
proaktif, yaitu informasi yang sudah dalam memori jangka panjang mengganggu
proses mengingat informasi yang baru saja disimpan.
c. Represi
Represi adalah proses pemblokiran ingatan tentang suatu kejadian yang menyakitkan atau memalukan oleh alam sadar. Artinya, represi adalah kesengajaan melupakan suatu kejadian oleh seseorang karena kejadian yang dialami dirasa merugikan. Teori tentang penyebab lupa berupa represi ini berangkat dari konsep Sigmund Freud tentang pertahanan ego (ego defences). Jadi secara sederhananya, salah satu penyebab lupa pada seseorang mengenai suatu pengalaman lampau yang dialaminya bisa terjadi karena orang yang bersangkutan menyengaja untuk melupakannya.
Represi adalah proses pemblokiran ingatan tentang suatu kejadian yang menyakitkan atau memalukan oleh alam sadar. Artinya, represi adalah kesengajaan melupakan suatu kejadian oleh seseorang karena kejadian yang dialami dirasa merugikan. Teori tentang penyebab lupa berupa represi ini berangkat dari konsep Sigmund Freud tentang pertahanan ego (ego defences). Jadi secara sederhananya, salah satu penyebab lupa pada seseorang mengenai suatu pengalaman lampau yang dialaminya bisa terjadi karena orang yang bersangkutan menyengaja untuk melupakannya.
Dalam beberapa situasi, kita mungkin memiliki pengalaman yang sangat menyakitkan atau emosional menyedihkan bahwa kita cenderung untuk tidak mengingat kode itu sama sekali (Omrod:278).
d.
Kegagalan Untuk Mengambil
Teori ini sebenarnya sepakat dengan
teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang
selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak
adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi
(disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri
dan diingat kembali.
e.
Kesalahan Konstruksi
Konstruksi pada
saat pengambilan terjadi ketika informasi yang diambil memiliki kesalahan di dalamnya,
kesalahan mungkin karena pembusukan,
gangguan, atau tidak
berhasil mengambil. seperti yang
diharapkan, rekonstruksi yang
salah dari suatu peristiwa atau
kerangka informasi yang dipelajari semakin mungkin terjadi seiring waktu.
f.
Kegagalan untuk Menyimpan atau Konsolidasi
Penjelasan akhir "lupa" adalah fakta bahwa beberapa informasi mungkin tidak pernah utuh disimpan di tempat pertama. Mungkin tidak memperhatikan informasi, sehingga tidak pernah masuk memori kerja. Atau mungkin tidak memprosesnya cukup
untuk mendapatkan ke memori jangka
panjang. Bahkan jika itu tidak
bisa masuk ke memori jangka panjang, mungkin beberapa faktor
dari luar seprti kecelakaan
serius.
g.
Fenomena
di Ujung Lidah (Tip Of The Tongue)/TOT
Sebuah
jenis pengambilan yang diusahakan yang terjadi ketika seorang yakin mereka
mengetahui sesuatu, tetapi tidak bisa menariknya dari ingatan (Laura A, King, 2013:
437). TOT terjadi karena seseorang dapat mengambil kembali sebagian informasi
tetapi tidak seluruhnya, Orang yang dalam keadaan TOT biasanya dapat dengan
sukses mengambil karekteristik dari sebuah kata seperti huruf pertamnya atau
jumlah suku kata, tetapi tidak berhasil mengambil kembali kata tersebut.
h.
Kasus Amnesia Masa Anak-Anak
Ketidak
mampuan mengingat peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang tejadi
pada satu hingga tiga tahun pertama kehidupan seseorang. Dalam Carole Wade (2007:94)
para psikologi memberi penjelasan tentang amnesia kanak-kanak yaitu
1)
Belum
berkembangnya konsep diri.
2)
Proses
penyandian yang jauh dari sempurna.
3)
Fokus kepada
rutinitas
4)
Cara pandang
anak terhadap lingkungan.
i.
Amnesia dan Gangguan
fisiologis
Amnesia adalah gangguan
pada otak yang menyebabkan orang lupa masa lalunya. Ada dua penyebab dasar
amnesia: organik, di mana terjadi kerusakan pada fungsi-fungsi otak dan
penyebab psikologis. Amnesia bisa terjadi pada siapa pun, pada usia berapa pun.
Jenis-jenis amnesia yang umum terjadi menurut Teguh Sutanto (2011)
adalah:
1) Amnesia Traumatic,
biasanya bersifat sementara dan terjadi setelah cedera kepala. Durasi dan
intensitas amnesia ini terkait dengan jenis cedera yang diterima, tapi memori
sering kembali setelah orang yang bersangkutan sembuh.
2) Amnesia disosiatif,
umumnya terjadi pada orang yang mengalami peristiwa traumatik seperti
pemerkosaan. Pada amnesia ini orang yang bersangkutan akan memblokir kejadian
trauma yang dialaminya dari ingatan.
3) Amnesia Global, jenis
amnesia yang paling total, sering disertai gangguan stress pasca-trauma.
Biasanya walaupun pasien sembuh, ingatannya tidak sepenuhnya kembali, pasien
kadang-kadang dapat mengalami kilatan ingatan yang spontan, sering dari
peristiwa traumatis itu sendiri. Amnesia global yang paling sering terlihat
pada orang tua.
4) Beberapa gangguan
fisiologis, seperti dampak alkohol, malnutrisi , dan penyakit Alzheimer's juga
dapat menyebabkan hilangnya memori.
5) Amnesia ringan, ini
terjadi ketika seseorang mengingat suatu informasi tetapi tidak dapat
menjelaskan bagaimana atau kapan ia memperoleh itu.
6) Amnesia Anterograde,
adalah suatu kondisi di mana seorang individu yang tidak mampu membentuk
ingatan baru. Pada orang yang mengalami amnesia ini, ingatannya mengenai
pengalamannya yang lama masih ada dan ingatan jangka panjangnya masih
berfungsi, tetapi ia tidak dapat memasukkan informasi baru ke dalam ingatan
jangka panjangnya. Amnesia anterograde hampir selalu merupakan akibat langsung
dari beberapa bentuk cedera otak cedera atau trauma, namun penyebab pastinya
belum sepenuhnya dipahami.
7) Amnesia Retrograde,
adalah hilangnya ingatan yang bersifat sementara atau permanen pada ingatan
yang terjadi sebelum ia mengalami amneisa. Penyebab amensia ini biasanya karena
cedera otak. Dalam bentuk yang parah, amnesia jenis ini mengakibatkan sesorang
tidak mengenali orang-orang tercinta atau orang-orang yang ada di sekitarnya.
Pada beberapa kasus, pasien amnesia retrogade hanya mengalami amnesia ringan
dan hanya tidak ingat kejadian beberapa jam sebelum ia mengalami amnesia
D.
Prinsip-Prinsip Umum Retrieval
dalam
Setting Pembelajaran
Menurut Ormrod
(2008:310) ada beberapa cara yang
relevan tentang bagaimana memaksimalkan pemanggilan dan
menimalkan lupa di dalam pembelajaran yaitu:
1.
Jangan pernah asumsikan bahwa sekali
sudah cukup untuk informasi yang penting.
2.
Ajarkan siswa untuk membuat petunjuk
pengingat mereka sendiri untuk hal-hal yang perlu mereka ingat.
3.
Bila detil-detil sulit diisi secara
logis atau dapat dengan mudah saling bertukar pastikan siswa mempelajarinya
dengan baik.
4.
Tujuan Taksonomi dapat berguna
sebagai pengingat dari berbagai cara di mana siswa dapat diminta
untuk memikirkan dan menerapkan
apa yang telah mereka pelajari.
5.
Berikan petunjuk pemanggilan bila perlu.
6.
Berikan siswa waktu untuk
memikirkan dan merumuskan respon
terhadap pertanyaan yang menantang.
7.
Penilaian Kelas secara
signifikan mempengaruhi penyimpanan
dan pengambilan.
Muhibbin
Syah (2012:174) menyebutkan beberapa kiat mengurangi lupa dalam belajar yaitu:
1.
Overlearning
(belajar) lebih artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pembelajaran tertentu.
2.
Extra
Study Time (Tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu
belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar.
3.
Mnemonic
Device (Muslihat Memory) yang lebih sering disebut mnemonic saja berarti
kiat-kiat khusus yang biasa dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan
item-item informasi kedalam memori siswa.
4.
Pengelompokan
(Clustering) adalah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok
kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki
signifikasi dan lafal yang sama atau sangat mirip.
5.
Latihan atau distributed practice adalah latihan
terkumpul (massed pratice), yang sudah dianggap tidak efektif lagi karena
mendorong siswa membuat cramming, yakni belajar banyak materi dengan
tergesa-gesa dalam waktu yang singkat.
6.
Pengaruh
Letak Bersambung Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung
(the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama,
istilah, dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus
diingat.
15
|
Kesimpulan
Retrieval dari memori jangka
panjang tampaknya menjadi proses
pencarian isinya, dalam satu
"lokasi" pada suatu waktu,
sampai informasi yang diinginkan ditemukan. Retrieval lebih
mudah ketika informasi sebelumnya
telah disimpan dan
ada kaitannya
dengan ide-ide
lainnya dalam memori, ketika
sudah belajar secara
otomatis, atau ketika isyarat
pengambilan yang relevan yang hadir. Agaknya jaringan antara ide-ide, otomatisasi, dan isyarat pengambilan
yang sesuai meningkatkan kemungkinan
yang
akan muncul untuk informasi akan diaktifkan.
Retrieval sering merupakan proses konstruktif:
Beberapa potongan informasi secara langsung diambil dan lainnya, detail nonretrieved diisi untuk menciptakan
logis, koheren (meskipun
kadang-kadang salah) ingatan. Ingat informasi
dan peristiwa juga dapat dipengaruhi oleh informasi atau informasi yang salah (misalnya, pertanyaan menyesatkan) disajikan di lain waktu. Orang-orang kadang kali
"mengingat" hal-hal yang
mereka tidak pernah secara khusus
belajar, mungkin karena mereka menarik ences infer-
wajar dari apa
yang telah mereka pelajari atau
mungkin karena ide-ide terkait
dalam kenangan jangka panjang mereka diaktifkan selama pengalaman belajar.
Para teoris telah menawarkan berbagai penjelasan mengapa orang "lupa" hal-hal yang mereka telah pelajari mungkin, termasuk kerusakan, gangguan, hambatan, represi, kegagalan untuk mengambil, kesalahan konstruksi, dan kegagalan untuk benar-benar menyimpan atau mengkonsolidasikan informasi.
Para teoris telah menawarkan berbagai penjelasan mengapa orang "lupa" hal-hal yang mereka telah pelajari mungkin, termasuk kerusakan, gangguan, hambatan, represi, kegagalan untuk mengambil, kesalahan konstruksi, dan kegagalan untuk benar-benar menyimpan atau mengkonsolidasikan informasi.
Daftar
Pustaka
Carole Wade.2007. Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Http://jalurilmu.blogspot.com/2011/11/proses-terjadinya-Lupa.html#ixzz3DvvHMn
diakses
tanggal 20 september 2014
Jeanne
Ellis ormrod.2008. Psikologi Pendidikan
Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta. Erlangga
Muhibbin Syah. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Laura
A,king 2013. Psikologi Umum: Sebuah
pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika
Omrod, J.E., 2012. Human Learnin 6’th Edition. Boston:
Pearson.
0 komentar:
Posting Komentar