judul post ini seperti seseorang sedang mengetik

kursor mengikuti

judul post ini seperti seseorang sedang mengetik.

Selasa, 14 April 2015


 
DIRIKU YANG  AKAN DAN SEDANG MEMBANGUN TEORI
TENTANG LEARNING TRAJECTORY

Hari ini Selasa tanggal 7 April 2014 kelas saya P2TK Pendidikan dasar melaksanakan perkuliahan yang merupakan pertemuan ke -8 mata kuliah pengembangan Learning Trajectory yang diampu oleh bapak Prof. Marsigit. Seperti biasa  beliau selalu menyapa kami dengan hangat sambil bersenda gurau, dan tak lupa selalu mengingatkan kami untuk berdoa dan merekam aktivitas kuliah hari ini. Dan materi yang akan disampaikan bapak Marsigit hari ini adalah tentang Learning Trajectory.
Dalam bahasa filsafat tujuan hidup itu adalah sopan dan santun terhadap ruang dan waktu. Maksudnya adalah karena manusia bersifat terbatas, tidak ada yang bisa mencapai sopan dan santun terhadap ruang dan waktu secara absolut. Jikalau ada hanya orang-orang terpilih yang bisa mencapainya. Yang berarti orang sempurna. Yang bisa menyesuaikan setiap ruang dan waktu. Jadi tidak ada manusia yang sempurna. Karena sebenar-benar hidup adalah kesempurnaan didalam ketidak sempurnaan. Kelebihan dalam kekurangannya. Merdeka dalam keterbatasannya. Sosial didalam indivudulaitasnya, serta menjaga hubungan yang baik dengan sang pencipta ALLAH SWT dan hubungan yang harmonis antara sesama manusia. Dan tak lupa pula tetap berusaha didalam takdir yang sudah digariskan Allah. Tidak boleh berputus asa. Jangan hanya mengejar kehidupan duniawi saja. Karena kehidupan yang kekal adalah di hakirat kelak. Kalau kita selalu menuruti kemalasan maka akan terjadi bencana dalam diri kita sendiri. Karena dalam falsafah jawa sudah dijelaskan bahwa konsep hidup adalah keseimbangan, selaras, diam dalam gerak, gerak dalam diam.
Kaitannya dengan PBM, kita sebagai guru harus terlebih dahulu mengerti akan diri kita sendiri,maksudnya mengerti akan tugas dan tanggung jawab kita, kalau itu sudah tercapai maka kan mudah untuk mengerti siswa kita sendiri. Siswa juga memiliki keterbatasannya. Namun juga memiliki ketetapannya ada absolutnya, semakin keatas semakin absolut semakin tinggi semakin tungggal, yaitu kuasa Tuhan. Semakin ke bawah semakin banyak. Urusan dunia adalah plural. Jika dijadikan satu maka akan menjadi musibah/bencana. Hakekatnya didunia adalah plural dan tidak bisa ditunggalkan. Hakikatnya anak kecil itu tidak bisa menjawab dan berbuat salah atau keliru. Karena anak masih belajar. Didalam filsafat ada sebuah aliran valibisme yaitu keliru itu adalah benar. Begitu juga dengan siswa. terutama siswa sekolah dasar, masih belajar. Kita sebagai guru mengetahui dan memahami karakteristik siswa.
Bapak Marsigit mengatakan bahwa di dalam pendidikan kita Learning Trajectory baru terlaksana sebahagian karena sebahagian lagi adalah teaching Trajectory. Didalam learning Trajektori terdapat berbagai bentuk yaitu
1.      Material
·         Konteks (fisik/artefak) dan konten
·         Lingkungan dan budaya
·         Didalam matematika, bisa disebut etnomatematik/matematik berbasis budaya
·         Perangkat pembelajaran
Sudah tugas guru, untuk menggali yang dalam bentuk filsafat, paradigma, teori, dari sana konten materialnya/fenomenanya atau datanya atau pengalamannya. Kemudian guru menggabungkan antara teori yang ada pada normatif diambil dari referensi dengan material dalam praktek pembelajaran yang bersifat langsung dan tidak langsung. Atau simulasi dalam bentuk video.
2.      Formal
·         UUD 1945
·         Pancasila
·         UU
·         PP
·         Permen
·         Kurikulum
·         Silabus
·         RPP
·         LKS
·         Assesmen
3.      Normatif
·         Kuliah
·         Blog
·         Makalah ilmiah
·         Jurnal
·         Penelitian
·         Buku
·         Filsafat
Karena pada prinsipnya aspek normatif adalah filsafat atau pikiran kita sendiri. Yang meliputi hakikat, metode serta aspek etik dan estetika. Dalam hakikat filsafat itu terdapat wadah dan isi. Tiada wadah tanpa isi, tiada isi tanpa wadah. Untuk mengetahui cara berpikir siswa, kita perlu mengetahui hak siswa dalam pembelajaran itu sendiri.  Kita eksplor, kita selidiki atau teliti, bagaimana kedudukan siswa dalam pembelajaran. Dalam filsafat atau hakekatnya, merentang dari lingkungan budaya indonesia/jawa, secara filosofi, muncullah ajaran ing ngaso sung tulodo, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Arti dari semboyan ini adalah: ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan)
4.      Spiritual
·         Syariat
·         Hakikat
·         Ma’rifat
Untuk mengetahui cara berfikir diri seorang siswa, siswa sebagai warga Negara. Negara menjamin haknya yaitu hak memperoleh pendidikan, hak mendapatkan kesejahteraan. Keselamatn, kecerdasan dan setrusnya.Tugas kita sebagai guru untuk meneiliti kedudukan siswa. Dimensi yang paling tinggi yaitu spiritual. Dimensi ini sangat jelas terutama hubungan makhluk dengan penciptanya. Kita sebagai makhluknya harus bisa menjalankan dan meninggalkan apa yang disyariatkannya. Supaya kita bisa menjadi manusia yang hakiki, yaitu manusia yang sebenar-benar manusia. Yang menjaga hubungan dengan penciptanya serta hubungan manusia dengan manusia itu sendiri. Kalau itu semua sudah seimbang maka insya Allah. Kasih saying dan ridha allah disetiap langkah dan helaan nafas kita akan selalu ada.

Sehingga setelah di interaksikan antara teori dan praktek maka diperolehlah sebenar-benar bangunan hermenetika learning trajectory. hidupku adalah aku dalam lingkunganku. Kalau tidak memperhatikan lingkungan hati tidak akan tenang. Akan bermasalah Maka anti sosial.Setelah memahami hermenetika setiap titik mengandung tiga unsur yaitu unsure rutin, rutin itu adalah kodrat yang diperoleh. Sadar terhadap ruang dan waktu dengan melakukan penelitian, dan ilmu yang diperoleh membangun hidupku. Maka hidupku penuh dengan ikhtiar dalam kodratnya. Dimana rutinitas dalam hidup biasa kita hidup sebagai fatal. Sedangkan sadar dan membangun hidup kita sebut sebagai vital jadi wujudnya adalah meneliti seperti saintifik, problem solving. Jadi sebenar-benar hidup adalah membangun teori, kita harus membangun teori setiap waktu, agar tidak termasuk orang-orang yang merugi. Maka dengan rutin membaca secara tidak langsung tanpa terasa sudah membangun teori, kalau sudah dikembangkan membangun hidup. Maka sebenar-benar belajar adalah membangun. Jadi peran guru adalah bagaimana memberi fasilitas, rauang dan waktu untuk siswa agar bisa membangun. Jangan didogma dengan otoriter, dengan memaksa kehendak. Setelah itu semua terlaksana dengan baik maka akan lahirlah hermenitka learning trajectory. 

0 komentar:

Posting Komentar